Monday, May 14, 2018

Shalat Berjamaah

Shalat berjamaah lebih utama dibanding shalat sendirian. Bahkan pahala shalat berjamaah lebih banyak ketimbang shalat sendirian. Bahkan orang yang terlanjur shalat sendiri dimungkinkan untuk membatalkan diri.
.
Rasulullah bersabda:
.
صَلاَةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلاَةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً
.
Artinya, “Shalat berjamaah lebih utama dua puluh tujuh derajat dibanding shalat sendirian,” (HR Bukhari).
.
Saking utamanya shalat berjamaah, dibolehkan bagi orang yang shalat sendirian untuk mengganti niat shalatnya dengan niat shalat sunah atau membatalkan shalatnya.
.
Ketika mengerjakan shalat Zuhur misalnya, tiba-tiba ada beberapa orang datang untuk shalat berjamaah. Saat itu, kita dianjurkan untuk mengubah niat shalat Zuhur menjadi niat shalat sunah mutlak dan setelah itu ikut mengerjakan shalat berjamaah.
.
Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Zainuddin Al-Malibari dalam Fathul Mu’in. Ia mengatakan:
.
(وندب لمنفرد رأى جماعة) مشروعة (أن يقلب فرضه) الحاضر لا الفائت (نفلا) مطلقا (ويسلم من ركعتين) إذا لم يقم لثالث، ثم يدخل في الجماعة. نعم، إن خشي فوت الجماعة إن تمم ركعتين استحب له قطع الصلاة واستئنافها جماعة
.
Artinya, “Disunahkan bagi orang yang shalat sendiri ketika melihat jamaah yang sesuai (dengan shalatnya) untuk mengubah niat fardhu menjadi niat shalat sunah mutlak. Kemudian salam pada raka’at kedua jika belum masuk raka’at ketiga dan langsung ikut shalat berjamaah. Tetapi, bila khawatir shalat jamaah selesai jika melanjutkan shalat dua raka’at, dibolehkan langsung membatalkan shalat dan mengikuti shalat jamaah.”
.
Berdasarkan penjelasan ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat melihat ada orang yang shalat jamaah, sementara kita shalat sendiri.

Perbanyak Sholawat

“Rasulullah bersabda, ‘Siapa saja yang bershalawat sekali untukku, maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali.’ Oleh karena itu, seorang Mukmin yang pandai tidak abai pada bulan ini (Sya’ban). Bahkan ia harus mempersiapkan diri pada bulan ini untuk menyambut bulan Ramadhan dengan bersuci dari dosa dan bertobat atas kebaikan yang luput pada hari-hari yang lewat. Ia seyogianya tunduk kepada Allah di bulan Sya’ban dan bertawasul melalui Rasulullah, pemilik bulan Sya’ban sehingga ia dapat memperbaiki kerusakan batinnya dan mengobati sakit secara rohani tanpa menunda dan menangguhkan sampai besok,” (Lihat Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, Al-Ghuniyah, [Beirut, Daru Ihyait Turats Al-Arabi: 1996 M/1416 H], cetakan pertama, juz I, halaman 246).
.

Doa Supaya Optimis

Sekali waktu kita mendengar prediksi masa depan yang tidak diinginkan. Tetapi sering juga terbesit di benak kita atas nasib buruk yang akan menimpa kita karena melihat tanda-tanda yang mengarah ke sana. Di sini kita telah menghadirkan ramalan buruk.

Mendengar atau membaca tanda-tanda semacam itu lalu menafsirkannya bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi adalah sebuah kewajaran. Tetapi kita dianjurkan untuk menepis kekhawatiran atas ramalan buruk itu dengan doa sebagai berikut:

اَللَّهُمَّ لَا يَأْتِي بِالحَسَنَاتِ إِلَّا أَنْتَ، وَلَا يَذْهَبُ بِالسَّيِّئَاتِ إِلَّا أَنْتَ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ

Allâhumma lâ ya’tî bil hasanâti illâ anta, wa lâ yadzhabu bis sayyi’âti illâ anta, wa lâ haula wa lâ quwwata illâ billâh

Artinya, “Tuhanku, tidak ada yang mendatangkan kebaikan kecuali Engkau. Tiada pula yang menghilangkan keburukan kecuali Engkau. Tiada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan Allah.” Doa ini berasal dari Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam An-Nawawi dalam kitab Al-Adzkar dalam kutipan berikut ini:
.
ورونا في كتاب ابن السني وغيره عن عقبة بن عامر الجهني رضي الله عنه قال سئل النبي (صلى الله عليه وسلم) عن الطيرة فقال: أصدقها الفأل، ولا يرد مسلما، وإذا رأيتم من الطيرة شيئا تكرهونه فقولوا: اللهم لا يأتي بالحسنات إلا أنت، ولا يذهب بالسيئات إلا أنت، ولا حول ولا قوة إلا بالله
.
Artinya, “Kami diriwayatkan di kitab Ibnu Sinni dan selainnya dari ‘Uqbah bin Amir Al-Juhani, ia berkata bahwa Rasulullah SAW ditanya tentang ramalan. Rasulullah SAW menjawab, ‘Yang paling (mendekati) benar adalah yang memberikan harapan. Itu tak dapat menolak seorang Muslim. Bila kamu melihat tanda-tanda yang tak kamu sukai dari sebuah ramalan, hendaklah kamu berdoa, ‘Tuhanku, tidak ada yang mendatangkan kebaikan kecuali Engkau. Tiada pula yang menghilangkan keburukan kecuali Engkau. Tiada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan Allah,’’” (Lihat Imam An-Nawawi, Al-Adzkar, [Damaskus: Darul Mallah, 1971 M/1391 H], halaman 274).
.
Dari sini kita dapat belajar bahwa kita harus selalu optimis dan menjaga suasana batin penuh harapan. Oleh karena itu kita harus berbaik sangka kepada Allah dan menaruh harapan besar atas nasib baik kita di masa mendatang.

Tiga Gaya Dalam Khutbah

Dalam kitab Manâhij al-Imdâd juz 1 halaman 311, Syekh Ihsan bin Dakhlan, ulama Nusantara dari Kediri mengutip dari Syekh Muhammad bin Thalun, bahwa gaya berkhutbah ada tiga macam sebagai berikut:
.
Pertama, gayanya ulama masyriq, sebagian ulama Mesir dan minoritas ulama Syam.
.
Menurut cara yang pertama ini, khutbah disampaikan dengan penuh irama, dengan suara pelan dan lemah lembut, tidak menakutkan. Cara seperti ini dapat meluluhkan hati para pendengar serta dapat memberikan kenyamanan kepada khatib. Cara pertama ini dipakai oleh Syekh Khatib al-Mushili dari kalangan ulama mutaqaddimin (ulama klasik) dan Syekh Utsman bin Syams dari kalangan muta’akhirin (ulama kontemporer).
.
Kedua, gayanya mayoritas ulama Mesir dan sebagian ulama Syam.
.
Cara kedua dilakukan dengan mengombinasikan antara nagham (berirama) dan tahqiq (bersuara jelas tanpa irama). Sesekali khatib menyampaikan khutbahnya dengan datar, sesekali ia menyampaikannya dengan nada dan penuh irama.
.
Di antara yang menempuh cara kedua ini adalah al-Khatib Badruddin al-Damasyqi dari kalangan ulama klasik dan Syekh Sirajuddin ibnu al-Shairafi al-Syafi’i dari kalangan ulama kontemporer.
.
Ketiga, gayanya mayoritas ulama Syam.
.
Cara yang ketiga ini dilakukan dengan suara yang tegas dan keras, dengan intonasi lantang yang dapat menggetarkan jiwa para pendengarnya. Cara ini adalah yang menyerupai gaya dan intonasi Rasulullah saat berkhutbah.
.
Dalam sebuah hadits disebutkan:
.
عَنْ جَابِرٍ أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ إِذَا خَطَبَ النَّاسَ اِحْمَرَّتْ عَيْنَاهُ وَعَلَا صَوْتُهُ وَاشْتَدَّ غَضَبُهُ حَتَّى كَأَنَّهُ مُنْذِرُ جَيْشٍ
.
“Dari sahabat Jabir, sesungguhnya Nabi saat berkhutbah, kedua matanya memerah, suaranya lantang dan sangat marah. Seakan-akan beliau memotivasi pasukan perang.” (HR. Muslim dan Ibnu Majah).
.
Demikian tiga cara penyampaian khutbah. Ketiganya memiliki kelebihan masing-masing. Prinsipnya, bagaimana khutbah dapat mengena dan dipahami oleh para pendengarnya. Khatib dapat memilih salah satu dari tiga cara di atas, disesuaikan dengan kondisi masyarakatnya.

Doa Untuk Ibu Hamil

Kehamilan merupakan sebuah prosesi alamiah yang lazimnya sangat didambakan pasangan suami-istri. Kehamilan merupakan fase yang harus dilalui untuk menghadirkan anak di dalam keluarga. Tentunya, tujuan utama dari semuanya itu ialah untuk melahirkan generasi penerus yang saleh dan salehah, berbakti kepada kedua orang tua, dan memiliki daya guna bagi agama dan orang-orang di sekitarnya.
.
Untuk mencapai tujuan mulia tersebut, karya Lajnah Ta’lif Pustaka Gerbang Lama, Pondok Pesantren Lirboyo, dalam buku Menembus Gerbang Langit; Kumpulan Doa Salafus Shalih, 2010 (Kediri: Pustaka Gerbang Lama), hal. 118 telah merangkumkan untuk kita beberapa wiridan dan doa seputar kehamilan.
Bagi ibu yang sedang hamil, ia dianjurkan untuk banyak membaca:
.
وَاللهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ تَارَةً أُخْرَى
.
“Wallâhu ahrajakum mim buthûni ummahâtikum târatan ukhra.”
.
“Dan Allah mengeluarkan kalian dari perut ibu-ibu kalian pada kesempatan yang lain (persalinan).”
.

Manfaat Zakat

Di dalam agama Islam, seorang muslim yang memiliki kemampuan berupa materi harta, diwajibkan untuk membantu sesama muslim yang masih dalam kategori tidak mampu "fakir miskin" melalui perantara zakat. Baik itu zakat dalam rangka membersihkan harta (zakat mal) atau zakat yang bertujuan untuk membersihkan jiwa setelah menunaikan ibadah puasa Ramadhan (zakat fitrah).
.
Selain dalam rangka memenuhi perintah Gusti Allah ta’ala dan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, zakat memiliki fungsi tersendiri dalam mengurangi angka kemiskinan manusia, khususnya di kalangan muslimin. Mungkin telah banyak kajian berupa tulisan ataupun pengajian mengenai bab zakat, baik itu zakat mal atau zakat fitrah.
.
Tulisan ini hanya untuk menambahi sedikit dari penjelasan-penjelasan yang telah disampaikan oleh para Kiai kita semua atas bab zakat, khususnya seputar hikmah zakat, yang di antaranya adalah sebagai berikut:

Pertama, terbukanya pintu kasih sayang Tuhan lantaran doanya orang fakir miskin. Sebab seorang fakir miskin ketika ia berdoa meminta belas kasih kepada Gusti Allah ta’ala dengan lisan maqãl atau lisan hãl dengan tadlarru', maka terketuklah pintu kasih sayang Tuhan kepadanya dan mengabulkan doanya. Doa seorang fakir miskin tersebut akan terwujud pada kemaslahatan para aghniya' (orang-orang kaya) yang telah me-tasharruf-kan hartanya untuk zakat. Sehingga pertolongan dan ridlo Allah ta’ala terlimpahkan kepadanya, yang pada akhirnya memberikan tambahan keberkahan kepada harta dan kehidupannya. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda; "Tidaklah tertolak suatu qadla' (keputusan jalan hidup manusia) kecuali dengan doa, dan tidaklah bertambah umur manusia kecuali dengan menebar kebaikan".
.

Doa Untuk Meninggalkan Maksiat

Sebagai manusia, sebagai ciptaan Allah SWT, kita diberi anugerah sekaligus amanat oleh-Nya dalam menjalani bahtera kehidupan ini. Allah SWT menjadikan manusia sebagai mahluk yang istimewa dengan diberikan ikhtiar, yaitu bisa memilih mana yang baik dan mana yang buruk.
.
Malaikat sudah tentu taat kepada-Nya. Manusia jika taat bisa lebih mulia dari malaikat. Tetapi jika sebaliknya, kita bisa lebih bobrok dan hina dari hewan. Naudzubillah.
.
Makanya kita dituntut untuk selalu bersyukur atas ketaatan yang Allah berikan pada kita, hakikatnya ketaatan itu adalah nikmat yang besar, berupa shalat, bangun malam, berpuasa, bermunajat kepada-Nya, semua itu dengan izin-Nya. Begitu juga ketika kita terjerumus dalam kemaksiatan, hendaknya tidak berputus asa dari rahmat-Nya.
.
Setiap orang pasti memiliki riwayat hitam dalam hidupnya berupa kemaksiatan kepada Allah SWT. Adakalanya kita sulit sekali meninggalkan kemaksiatan tersebut. Sebagaimana dikatakan dalam kitab Mawa’izh Al-Usfuriyyah, surga itu dekat dengan hal-hal yang dibenci dan neraka itu dekat dengan hal-hal yang disukai. Artinya, untuk melaksakan kebaikan yang berakibat ganjaran dari Allah SWT itu menjalaninya lebih sulit dari pada bermaksiat yang memang kelihatannya nikmat, namun hanya sesaat.
.
Syekh Mutawalli As-Sya’rawi berkata, “Kamu melakukan sesuatu yang haram? Kamu tahu itu haram tapi tidak bisa meninggalkannya? Bacalah doa ini:”
.
.
أللهمَّ احْرمْنِي لَذَّةَ مَعْصِيَتِكَ، وَارْزُقْنِي لَذَّةَ طَاعَتِكَ
.
Allâhumma ahrimnî ladzdzata ma‘shiyatika, warzuqnî ladzdzata thâ‘atika.
.
Artinya, “Ya Allah, luputkan aku dari kelezatan maksiat kepada-Mu, dan berikanlah aku kelezatan untuk taat kepada-Mu.”
Demikian doa supaya mudah meninggalkan maksiat, dan selalu berharap bahwa ampunan Allah SWT sangatlah besar bagi hamba-Nya. Semoga bermanfaat. Wallahu a‘lam.

Macam Macam Hadits Dhaif

Hadits dhaif berarti hadits yang tidak memenuhi kriteria hadits shahih dan hasan. Ada banyak penyebab hadits dhaif, namun dari keseluruhan penyebab itu dapat disimpulkan menjadi dua sebab. Mahmud Thahan dalam Taisiru Musthalahil Hadits menjelaskan:
.
أما أسباب رد الحديث فكثيرة، لكنها ترجع بالجملة إلى أحد سببين رئيسين هما: سقط من الإسناد وطعن في الراوي
.
Artinya, “Penyebab hadits ditolak atau tidak bisa diterima ada banyak. Namun keseluruhannya merujuk pada dua sebab: sanadnya tidak bersambung dan di dalam rangkaian sanadnya terdapat rawi bermasalah.”
.
Ada dua penyebab utama hadits dhaif: keterputusan sanad dan perawinya bermasalah. Masing-masing penyebab itu dirinci lagi oleh para ulama sehingga pembagian hadits dhaif menjadi semakin banyak.
.
Mahmud Thahan menjelaskan, dilihat dari keterputusan sanad, hadits dhaif dapat dibagi menjadi enam macam: muallaq, mursal, mu’dhal, munqati’, mudallas, dan mursal khafi.
.

Doa Meredakan Tangisan Anak

Anak merupakan anugerah terbesar bagi kedua orang tua. Anak adalah amanah yang wajib dijaga, dirawat, dididik, dan dibimbing hingga kelak ia menjadi anak yang saleh dan salehah. Dalam perjalanan merawatnya, begitu banyak halangan dan rintangan serta ujian yang harus dihadapi orang tua. Salah satunya adalah ketika anak rewel, menangis tiada henti.
.
Salah satu cara menenangkan anak yang tengah rewel dan sering menangis adalah melalui doa. Sebaiknya doa ini terus anda bacakan saat anak menangis. Setiap kali selesai, tiupkanlah pada ubun-ubun si anak.
.
Doa ini kami kutip dari karya Muhyiddin Abu Zakaria Yahya bin Syaraf al-Nawawi al-Dimasyqi, Al-Adzkar al-Muntakhabah min Kalaami Sayyid al-Abrar, (Surabaya: Kharisma, 1998), hal. 302:
.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَآءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ .
Bismillâhirrahmânirrahîm. Bismillâhilladzî lâ yadlurru ma’a ismihi syaiun fil ardli wa lâ fis samâ`i wa huwas sami’ul ‘alim (dibaca tiga kali)
.
“Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dengan menyebut asma Allah, Dzat yang dengan asma-Nya, tidak akan bisa membahayakan apapun yang ada di bumi dan langit. Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
.
Demikian, semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bi shawab.
.

.

Wednesday, May 2, 2018

Keistimewaan Membaca Al-Quran

Di antara pintu terbesar untuk mencapai kelapangan hidup agar tidak terjebak dalam kesempitan yang membelenggu adalah dengan membaca Al-Qur'an. Hati bisa sewaktu-waktu berkarat sebagaimana besi, mengingat kematian dan membaca Al-Qur'an merupakan media pembersih karat tersebut. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berikut:
.
إِنَّ هَذِهِ الْقُلُوْبَ تَصْدَأُ  كَمَا يَصْدَأُ الْحَدِيْدُ إِذَا أَصَابَهُ الْمَاءُ، قِيْلَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، وَمَا جَلَاؤُهَا؟ قَالَ: كَثْرَةُ ذِكْرِ الْمَوْتِ وَتِلاَوَةِ الْقُرْآنِ
.
Artinya: "Sesungguhnya hati itu bisa korosi sebagaimana besi ketika bertemu dengan air. Kemudian ada yang bertanya kepada Baginda Nabi, 'Ya Rasulallah, lalu apa yang dapat menghilangkan korosi tersebut?' Rasul menjawab, 'Banyak mengingat kematian dan membaca Al-Qur'an'." (HR Baihaqi).
.
Baca juga: Menghafal atau Membaca Mushaf Al-Qur’an yang Lebih Utama?
Orang yang rutin menyibukkan dirinya membaca Al-Qur'an mempunyai aneka macam keistimewaan sebagaimana dikutip Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki dalam kitabnya Abwâbul Faraj, Dârul Kutub al-Ilmiyyah, Beirut, 1971, halaman 73.

Doa Untuk Anak Kecil

Umumnya anak-anak masih polos. Ia belum bisa menjaga diri dari gangguan baik lahir maupun batin. Ia belum melazimkan wirid yang melindungi dirinya segala gangguan. Tidak heran kalau anak-anak sering menangis tanpa suatu sebab. Ia gampang ‘ketempelan’. Doa ini bisa menjadi alternatif sebagai pencegahan.

أُعِيْذُكَ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ

U‘îdzuka bikalimâtillâhit tâmmâti min kulli syaithânin wa hâmmatin wa min kulli ‘ainil lâmmatin

Artinya, “Aku lindungi kamu dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan setiap setan, setiap binatang, dan dari setiap mata jahat,”(Lihat Sayid Utsman bin Yahya, Maslakul Akhyar, Cetakan Al-‘Aidrus, Jakarta). Karenanya orang tua juga tidak perlu ikut-ikutan polos sebagaimana anak kecil. Orang tua dianjurkan melazimkan wirid minimal wiridan setelah sembahyang lima waktu. Di samping itu para orang tua yang menyayangi anaknya perlu juga ‘memagari’ anak-anaknya dari segala macam gangguan.

Perlindungan merupakan hak dasar anak yang mesti dipenuhi. Doa ini dibaca dengan harapan Alah melindungi anak-anak mereka dari gangguan makhluk halus, sengatan serangga atau binatang kecil, dan juga mata dengki orang-orang dewasa. Wallahu a‘lam. (Alhafiz K)

Jangan Hidup Boros

"Dan berikanlah hak keluarga-keluarga dekat, orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan. Dan janganlah kamu berbuat mubazir (boros). Sesungguhnya para pemboros adalah saudara-saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya." (QS. Al-Isra [17]:26)
.
Ayat ini menegaskan pada kita untuk memperhatikan kondisi keluarga terdekat dan orang-orang yang ada di sekitar kita. Jika bersedekah harta belum mampu, tidak berlaku dzalim pada mereka sudah cukup. Apalagi tindakan dzalim tersebut berkaitan dengan perilaku kita sehari-hari yang jarang kita sadari seperti misalnya boros dalam menggunakan air untuk berwudhu atau mandi, pembalakan liar, pembukaan lahan hutan secara serampangan, dan sebagainya. Ketersediaan air ini perlu kita perhatikan kelestariannya. Begitu pula dengan hutan kita, sebab jika semua orang tidak menyadari perilaku keliru ini lama kelamaan akan menyebabkan menipisnya persediaan air dan oksigen di bumi dan dampak buruknya tidak hanya dirasakan oleh pelaku pemubaziran tersebut tapi juga orang-orang di sekitarnya. Yuk, stop berbuat mubazir dan perhatikan kondisi kebutuhan orang-orang di sekitar kita. Semoga Allah ta'ala merahmati kita semua. 😇
.

Selamat Hari Buruh

Dalam suatu hadits Rasulullah SAW bersabda bahwa Allah berfrman:
.
ثلاثَةٌ أَنَا خَصْمُهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ رَجُلٌ أَعْطَى بِي ثُمَّ غَدَرَ وَرَجُلٌ بَاعَ حُرًّا فَأَكَلَ ثَمَنَهُ وَرَجُلٌ اسْتَأْجَرَ أَجِيرًا فَاسْتَوْفَى مِنْهُ وَلَمْ يُعْطِهِ أَجْرَهُ".
.
Artinya: “Ada tiga golongan orang yang kelak pada hari kiamat akan menjadi musuh-Ku. Barangsiapa menjadi musuhKu maka Aku memusuhinya. Pertama, seorang yang berjanji dengan menyebut nama-Ku, lalu dia ingkar (berkhianat). Kedua, seorang yang menjual orang merdeka (bukan budak) lalu memakan uang hasil penjualannya. Ketiga, seorang yang mempekerjakan seorang buruh tapi setelah menyelesaikan pekerjaannya orang tersebut tidak memberinya upah.” (HR. Ibnu Majah)
.
Hadits diatas secara jelas mengecam keras praktik-praktik perbudakan atau semacamnya di mana seseorang dipekerjakan tanpa mendapat bayaran. Dengan kata lain, pembayaran atau upah yang terlalu rendah memiliki kedekatan dengan perbudakan tersebut.
.
Ketika Nabi Muhammad SAW telah memasuki masa remaja dan kemudian menjadi pemuda dewasa, beliau tetap bekerja sebagai buruh atau karyawan. Beliau bekerja di bidang bisnis pada seorang majikan bernama Khadijah. Hubungan buruh dan majikan antara Muhammad dengan Khadijah RA luar biasa. Beliau sebagai karyawan selalu bekerja keras dan penuh kejujuran dan ketulusan untuk memajukan usaha majikannya. Dalam waktu yang relatif singkat, usaha Khadijah RA mengalami kemajuan pesat setelah dikelola Nabi Muhammmad SAW. .
Hubungan baik antara Nabi Muhammad SAW dan Khadijah RA dalam konteks hubungan kerja telah menjadi simbol hubungan baik dan saling menguntungkan antara buruh atau karyawan dengan majikan. Barangsiapa ingin menjadi majikan yang baik, hendaklah meniru Khadijah RA. Barangsiapa ingin menjadi buruh atau karyawan yang baik, hendaklah meniru Nabi Muhammad SAW. Barang siapa ingin menjadi karyawan sekaligus majikan yang baik, hendaklah meniru Nabi Muhammad SAW.
.
Selamat Hari Buruh Internasional 1 Mei 2018.
.

Doa Bulan Sya'ban

Bulan Sya’ban sangat dekat dengan bulan suci Ramadhan. Umat Islam dianjurkan untuk memohon panjang umur kepada Allah SWT agar dapat mengalami Bulan Ramadhan, bulan penuh kemurahan Allah SWT. Sedangkan lafal doa yang lazim dibaca adalah doa yang sama dengan doa bulan Rajab sebagai berikut:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

Allâhumma bârik lanâ fî Rajaba wa Sya‘bâna wa ballighnâ Ramadhânâ

Artinya, “Ya Allah, berkatilah kami pada Bulan Rajab dan Bulan Sya’ban. Sampaikan kami dengan Bulan Ramadhan.” Doa panjang umur itu juga dicontohkan oleh Rasulullah SAW sebagaimana riwayat hadits berikut:

كان إذا دخل رجب قال اللهم بارك لنا في رجب وشعبان وبلغنا رمضان

Artinya, “Jika masuk bulan Rajab, Rasulullah berdoa, ‘Ya Allah, berkatilah kami pada Bulan Rajab dan Sya‘ban. Sampaikan kami ke Bulan Ramadhan.’” Syekh Ibnu Rajab menyimpulkan bahwa riwayat ini menganjurkan umat Islam untuk memohon panjang umur dengan niat untuk menambah kebaikan dan beramal saleh di masa mendatang. Pandangan Ibnu Rajab ini dikutip oleh Syekh Abdur Rauf Al-Munawi ketika mensyarahkan kumpulan hadits Jami‘us Shaghir berikut ini:

قال ابن رجب: فيه أن دليل ندب الدعاء بالبقاء إلى الأزمان الفاضلة لإدراك الأعمال الصالحة فيها فإن المؤمن لا يزيده عمره إلا خيرا.

Artinya, “Syekh Ibnu Rajab mengatakan, pada hadits ini terdapat dalil anjuran doa panjang umur hingga waktu-waktu utama (Ramadhan) agar dapat melakukan amal saleh di waktu-waktu tersebut. Pasalnya, tidak bertambah usia orang beriman melainkan bertambah kebaikannya,” (Lihat Abdur Rauf Al-Munawi, Faidhul Qadir bi Syarhi Jami‘is Shaghir, [Beirut, Darul Makrifah, 1972 M/1391 H], cetakan kedua, juz V, halaman 131). Dari keterangan ini kita dapat menyimpulkan bahwa niat dan itikad baik patut menjadi perhatian bagi kita dalam memohon panjang umur, yaitu niat beramal saleh dan memperbaiki diri untuk mengisi umur yang tersisa. Wallahu a‘lam. (Alhafiz K)

Alam Barzakh

Alam barzakh atau alam kubur diyakini oleh umat Islam sebagai alam persinggahan bagi manusia yang telah meninggal sebelum dibangkitkan pada hari kiamat. Alam barzakh merupakan tempat balasan amal baik dan buruk sebelum hari kiamat tiba.
.
Alam barzakh diyakini sebagai tempat sempit, gelap, sepi, panas, dan pengap bagi ahli kubur. Tetapi amal ibadah yang dikerjakan selagi hidup dapat meringankan beban ahli kubur di alam barzakh sebagai keterangan berikut ini:
.
إذا وضع الميت في قبره جاءته أربع نيران فتجيء الصلاة فتطفئ واحدة ويجيء الصيام فيطفئ واحدة وتجيء الصدقة فتطفئ واحدة ويجيء الصبر فيطفئ واحدة
.
Artinya, “Bila jenazah diletakkan di alam kubur, empat api menghampirinya. Tetapi amal shalat datang lalu memadamkan satu titik api. Ibadah puasa datang lalu memadamkan satu titik api lainnya. Berikutnya amal sedekah datang memadamkan satu titik api selanjutnya. Berikutnya amal kesabaran datang memadamkan satu titik api terakhir,” (Lihat Syekh Ahmad bin Hijazi Al-Fasyani, Al-Majalisus Saniyah, Syarah Arbain Nawawiyyah, [Semarang, Maktabah Al-Munawwir: tanpa catatan tahun], halaman 62).
.

Grand Syekh Al-Azhar Serukan Antimonopoli Kebenaran

Grand Syekh Al-Azhar Serukan Antimonopoli Kebenaran
.
.

Grand Syekh Al-Azhar Ahmad Muhammad Ahmad ath-Thayyeb mengimbau kepada umat Islam untuk tidak mengklaim diri sebagai pihak yang paling benar sembari menganggap pasti salah kelompok-kelompok di luar dirinya.
.
Menurutnya, monopoli kebenaran bukanlah tindakan yang tepat. Islam melarang penganutnya untuk memvonis kafir sesama kelompok ahli qiblat (sesama umat Islam).
.
"Tidak boleh mengatakan 'hanya saya yang paling benar, sementara yang lain tidak'," katanya saat berkunjung ke kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jakarta, Rabu (2/5) malam.
.
Grand Syekh Al-Azhar disambut hangat Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj. Di hadapan ratusan hadirin, keduanya berdiskusi di bawah tema "Islam Nusantara untuk Perdamaian Dunia."
.
Syekh ath-Thayyeb menekankan kaum Muslimin untuk fokus pada titik persamaan ketimbang perbedaan di kalangan umat Islam, baik kelompok sufi, Wahabi, Ahlussunnah, Syiah, dan lainnya.
.
Pemimpin tertinggi Al-Azhar ini juga menyampaikan bahwa Nabi Muhammad datang sebagai rahmat untuk semua, bukan terbatas untuk umat Islam.
.
Sebelumnya KH Said Aqil Siroj menjelaskan profil singkat Nahdlatul Ulama. Ia mengenalkan pula kepada Syekh ath-Thayyeb tentang Islam Nusantara sebagai Islam yang menjunjung tinggi moderatisme (wasathiyah).
.
"Islam Nusantara bukan mazhab baru, melainkan karakter khas keberislaman di bumi Nusantara yang ramah terhadap budaya, harmoni dengan kebinekaan," jelasnya.
.
Grand Syekh Al-Azhar mengaku kedatangannya di Indonesia adalah bagian dari agenda memperkuat Islam moderat. Ia optimis ini merupakan langkah awal bagi perdamaian dunia secara umum. (Red-Mahbib)
.
***
.

Doa Sebelum Minum Susu

Susu adalah nikmat Allah SWT yang luar biasa. Seperti madu ia berasal dari dalam tubuh tanpa larut atau terkontaminasi dengan darah. Ditambah lagi kandungan zat-zat di dalamnya memberikan keberkahan tersendiri bagi manusia. Berikut ini doa yang dibaca sesaat sebelum minum susu.

اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْمَا رَزَقْتَنَا وَزِدْنَا مِنْهُ

Allâhumma bârik lanâ fîmâ razaqtanâ wazidnâ minhu.

Artinya, “Hai Tuhanku, berkahilah kami pada apa yang telah Kauanugerahkan kepada kami. Tambahkan untuk kami anugerah-Mu,” (Lihat Sayid Utsman bin Yahya, Maslakul Akhyar, Cetakan Al-‘Aidrus, Jakarta). Susu sebagai anugerah Allah SWT memberikan banyak manfaat bagi manusia. Pada kesempatan tertentu susu merupakan obat bagi sebagian penyakit manusia. Karenanya kita selayaknya bersyukur kepada Allah SWT yang telah menciptakan susu.  #nuonline_id #doa #minum #susu

Keinginan Manusia

"Orang yang kerdil yaitu orang yang hanya mengikuti hawa nafsunya, tetapi ia berharap berbagai harapan kepada Allah." (HR. Tirmidzi)
.
Ketika hidup seseorang dipenuhi dengan keinginan-keinginan, maka hari-harinya akan dipenuhi dengan rangkaian kesibukan untuk mencapainya satu demi satu. Semuanya akan dipertaruhkan. Perasaannya akan selalu diliputi harapan dan kecemasan, yang hanya hilang jika ia sudah berhasil. Sebaliknya jika gagal, ia akan dirundung stres dan kesedihan.
.
Satu keinginan terpenuhi, muncullah keinginan-keinginan berikutnya. Dan manusia, pada saat bersamaan, selalu punya lebih dari satu keinginan. Hidupnya akan disesaki berbagai kesibukan demi mengejar daftar kemauan syahwatnya: uang, rumah, sepeda motor, mobil, tanah, pekerjaan, pangkat/jabatan, kekuasaan, istri/suami, anak-cucu, hiburan, hobi, ilmu, prestasi, gelar, dan lain sebagainya.
.
Ia terjebak dalam jejaring keinginan dan kesibukan yang diciptakannya sendiri atas perintah syahwat. Dan itu berlangsung hampir sepanjang hidupnya, dan menyita hampir seluruh waktu, tenaga, pikiran dan perasaannya. Namun di sisi lain, ibadah dilakukan hanya sekedarnya. Bahkan, momen-momen sakral itu pun, misalnya shalat, puasa, haji, infak, sedekah, tak jarang dijadikan sarana ruhani untuk memuluskan keinginan-keinginan duniawinya itu.
.
Semua kembali pada diri masing-masing. Sejauh mana kesungguhan kita berjuang membebaskan diri dari penjajahan hawa nafsu, kembali menjadi hamba Allah sepenuhnya. Selagi masih ada sisa umur dan badan masih sehat. Dahulu kita terlahir sebagai hamba Allah yang merdeka, kelak mati pun semoga dalam keadaan merdeka pula. Âmȋn.
.